Streaming Video Bokep 2019 Full HD Gratis
Streaming Video Bokep 2019 Full HD Gratis
Streaming Video Bokep Indonesia
Passion
Video Bokep Indonesia - Aku siswa kelas 1 di SMU yang cukup top di kota Purwokerto. Pada hari itu saya ingin mengambil tugas kimia di rumah salah satu teman cewekku, sebut saja Rina. Aku ingin ketemu sahabat Rina. Kemudian kami pun berkenalan, namanya Laura, orangnya cukup cantik, manis, putih dan bodinya sudah seperti anak kelas 3 SMU, padahal dia baru kelas 3 SMP. Pakaian sekolahnya yang putih dan agak kekecilan semakin disukai payudaranya menjadi lebih besar. Ukuran payudaranya mungkin ukuran 32B karena seakan akan mengenakan seragam SMP-nya yang sudah tidak mampu membendung tenaga dari gundukan gunung kembar itu.
Kami saling diam, hanya aku yang menyetujui dadanya dan pantatnya yang begitu montok. Wah serasa di langit ke-7 kali aku bisa menikmati tubuh cewek ini, pikirku. Terkadang mata kami bertemu dan menyetujui GR-an tapi aku rasa cewek ini juga punya perasaan terhadapku. Setelah satu jam berada di rumah Rina, aku pun berpamitan kepada Rina tetapi dia menahanku dan memintaku mengantarkan Laura pulang karena agak jauh dan sudah sakit dan butuh aku bawa "Kijang Rangga" milik bapakku.
Akhirnya aku menyetujuinya hitung-hitung ini kesempatan untuk Laura. Setelah beberapa lama terdiam aku mengawali pembicaraan dengan meminta, "Apa tidak ada yang marah kalau aku antar cuma berdua, entar pacar kamu marah lagi ..?" pancingku. Dia cuma tertawa kecil dan berkata, "Aku belum punya pacar kok." Kiriku mulai menggerayang terbuka sambil menunggu yang dibuka di atas paha yang dibalut rok SMP-nya. Dia pindah dan pindah tangan dengan pahanya. Tanpa menolak tanganku mulai menjelajah, lalu tiba-tiba dia mengangkat tanganku dari pahanya, "Awas Andhi, liat jalan dong! Entar kecelakan lagi .." dengan nada sedikit malu aku hanya berkata, "Oh iya maaf, habis enak sih," candaku, lalu dia tersenyum kecil. Lalu aku pun membawa mobil ke tempat yang gelap karena sudah mulai malam, "Loh kok ke sini sih?" protes Laura. Sambil mematikan mesin mobil aku hanya berkata, "Boleh tidak aku cium bibir kamu?" Dengan nada malu dia menjawab, "Ahh tidak tau ahh, aku belum pernah gituan." "Ah tenang aja, nanti aku ajari," seraya langsung melumat bibir mungilnya.
Streaming Video Bokep Indonesia Terbaru - Dia pun mulai menikmatinya, setelah lima menit kami melakukan permainan lidah itu. Sambil memindahkan posisiku dari tempat duduk sopir ke samping, sambil duduk kami terus melakukan tugasnya, sementara itu dia tetap dalam posisi duduk. Lalu sambil melumat bibirnya aku menyetel tempat duduk Laura jadi posisiku dan tanganku pun mulai mempermainkan payudaranya yang sudah agak besar, dia pun mendesah, "Ahh, pelan-pelan Andhi sakit nih .." Kelamaan dia mulai menyukaiku cara mempermainkan sekarang payudaranya dibungkus seragam
Mulutku pun mulai menurun mengitari lehernya yang jenjang sementara tanganku mulai dibuka kancing baju seragam dan langsung menerkam dadanya yang masih terbungkus dengan "minishet" tipis serasa "minishet" bergambar beli itu menambah gairahku dan langsung diputar mulutku ke dadanya. "Lepas dulu dong 'minishet'-nya, nanti basah?" desahnya kecil. "Ah tidak papa kok, entar lagi," sambil mulai membuka kancing "minishet", dan mulai melumat puting Laura yang sekarang sedang naik dada.Sementara tangan kananku mulai mempermainkan lubang kegadisannya yang masih terbungkus rok dan tanganku kuselipkan di atas rok itu dan mulai mempermainkan lubangnya yang paling membasahi CD-nya yang berwarna putih dan bergambar kartun Jepang. Mulutku pun terus naik menuju celana dalam bergambar kartun itu dan mulai membukanya, lalu menjilatinya dan menusuknya dengan lidahku. Laura hanya menutup mata dan mengulum bibirnya menikmati kenikmatan. Sesekali jari tengahku pun kumasukkan dan kuputar-putarkan di lubang kewanitaannya yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia hanya menggenggam rambutku dan duduk di atas jok mobil memegang rasa sakit. Setelah itu aku kecapai dan menyuruhnya, "Gantian dong!" kataku. Dia hanya menurut dan sekarang aku di jok mobil dan dia di bawah. Setelah itu aku menggenggam dibuka dan dituntunnya untuk memulai celana "O'neal" -ku dan melorotkannya. Lalu aku menyuruhnya memegang batang pembunuhanku yang dari tadi mulai tegang. Laura hanya menutup mata dan mengulum bibirnya menikmati kenikmatan. Sesekali jari tengahku pun kumasukkan dan kuputar-putarkan di lubang kewanitaannya yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia hanya menggenggam rambutku dan duduk di atas jok mobil memegang rasa sakit. Setelah itu aku kecapai dan menyuruhnya, "Gantian dong!" kataku. Dia hanya menurut dan sekarang aku di jok mobil dan dia di bawah. Setelah itu aku menggenggam dibuka dan dituntunnya untuk memulai celana "O'neal" -ku dan melorotkannya. Lalu aku menyuruhnya memegang batang pembunuhanku yang dari tadi mulai tegang. Laura hanya menutup mata dan mengulum bibirnya menikmati kenikmatan. BokepOnlineStreaming Sesekali jari tengahku pun kumasukkan dan kuputar-putarkan di lubang kewanitaannya yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia hanya menggenggam rambutku dan duduk di atas jok mobil memegang rasa sakit. Setelah itu aku kecapai dan menyuruhnya, "Gantian dong!" kataku. Dia hanya menurut dan sekarang aku di jok mobil dan dia di bawah. Setelah itu aku menggenggam dibuka dan dituntunnya untuk memulai celana "O'neal" -ku dan melorotkannya. Lalu aku menyuruhnya memegang batang pembunuhanku yang dari tadi mulai tegang. Dia hanya menggenggam rambutku dan duduk di atas jok mobil memegang rasa sakit. Setelah itu aku kecapai dan menyuruhnya, "Gantian dong!" kataku. Dia hanya menurut dan sekarang aku di jok mobil dan dia di bawah. Setelah itu aku menggenggam dibuka dan dituntunnya untuk memulai celana "O'neal" -ku dan melorotkannya. Lalu aku menyuruhnya memegang batang pembunuhanku yang dari tadi mulai tegang. Dia hanya menggenggam rambutku dan duduk di atas jok mobil memegang rasa sakit. Setelah itu aku kecapai dan menyuruhnya, "Gantian dong!" kataku. Dia hanya menurut dan sekarang aku di jok mobil dan dia di bawah. Setelah itu aku menggenggam dibuka dan dituntunnya untuk memulai celana "O'neal" -ku dan melorotkannya. Lalu aku menyuruhnya memegang batang pembunuhanku yang dari tadi mulai tegang.
Dengan menganjurkan-nya sendiri dia mulai mengocok batang kemaluanku. "Kalau digini'in enak bukan Andhi?" tanyanya polos. "Oh iya enak, enak banget, tapi kamu mau nggak yang lebih enak?" tanyaku. Tanpa bicara lagi aku memegang pembicaraan yang sejajar dengan kemenanganku dan sampailah mulutmu menciumnya. "Hisap aja! Enak kok kayak pisang pecah," dia menurut saja dan mulai melumat batang kontolku dan kadang dihisapnya. Karena senang maniku, aku hanya menyuruhnya berhenti, dan Laura pun berhenti menghisap batang kemaluanku dengan raut muka yang sedikit kecewa karena dia sudah mulai menikmati "oral seks". Lalu kami pun berganti posisi lagi sambil duduk mendukungku. Dia pun kembali duduk di atas jok dan aku di bawah dengan agak jongkok. Kemudian aku membuka kedua belah pahanya dan telihat kembali liang gadis Laura yang masih banyak. Aku pun mulai siap untuk menerobos lubang “Sudah mau dimasukin tuh Andhi, mana yang mau memekku segini kecil dan punyamu segede pisang?” tanyanya polos. “Ah tenang aja, pasti bisa deh,” sembari menelanjangi kecilnya yang memerah itu dan dia pun sendiri mulai membantu membuka pintu liang pembunuhannya, mungkin dia tidak mau mengambil risiko lubang kemaluannya lecet.
Secara perlahan aku pun mulai memasukan batang kemaluanku, "Aah .. ahh .. enak Andi," desahnya dan aku sulit memompanya pelan-pelan lalu mulai agak cepat, "Ahh .. ahh .. ahh .. terus pompa Andi." Setelah 20 menit memompa maniku pun sudah mau keluar tapi takut dia hamil lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dan dia agak sedikit tersentak kompilasi aku mengeluarkan batang kontolku. "Kok dikeluarin, Andi?" tanyanya. "Kan belum keluar?" tanyanya lagi. "Entar kamu hamilkan bahaya, udah nih ada permainan baru," hiburku. Lalu aku mengangkat badannya dan menyuruhnya telungkup membelakangiku. "Ngapain sih Andi?" tanya Laura. "Udah tunggu aja!" jawabku. Dia kembali tersentak dan mengerang tanganku menusuk pantat yang montok itu. "Aahh .. ahh .. sakit Andhi .. apaan sih itu ..?" "Ah, tidak kok, entar juga enak." Lalu aku mengeluarkan tanganku dan memasukkan batang kemaluanku dan desahan Laura kali ini lebih besar sehingga dia menggigit celana dalamku yang tergeletak di ganti.
"Sabar yah Sayang! Entar juga enak!" hiburku sambil terus memompa pantatnya yang montok. Tanganku pun bergerilya di dadanya dan terus meremas dadanya dan menjawab meremas belahan pantatnya. Laura mulai menikmati permainan dan mulai mengikuti irama genjotanku. "Ahh terus .. Andhi .. udah enak kok .." ucapnya mendesah. Setelah beberapa menit, pantatku keluar lagi. "Keluarin di dalam aja yah Laura?" tanyaku. Lalu dia menjawab, "Ah tidak usah biar aku isep aja lagi, habis enak sih," jawabnya. Lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dari pantatnya dan langsung dilumat oleh Laura langsung dihisapnya dengan penuh gairah, "Crot .. crot .. crot .." maniku keluar di mulut Laura dan dia menerimanya. Gila perasaanku seperti sudah terbang ke langit ke-7. "Gimana rasanya?" tanyaku. "Ahh asin tapi enak juga sih," sambil tetap membersihkan mani di kemaluanku dengan bibirnya.
Setelah itu kami pun kembali, karena jam mobilku sudah pukul 19:30. Tidak terasa kami bersetubuh selama 2 jam. Lalu aku mengantarkan Laura ke Rumah di Sekitaran Panakukang Mas. Laura tidak turun tepat di depan karena takut dilihat bapaknya. Tapi sebelum dia turun dia terlebih dahulu langsung melumat bibirku dan menyelipkan tanganku ke CD-nya. Mungkin pembunuhannya aku harus belai dulu sebelum dia turun. "Kapan-kapan main lagi yach Andhi!" ucap dan duduk di atas jok mobil memegang rasa sakit. Setelah itu aku kecapai dan menyuruhnya, "Gantian dong!" kataku. Dia hanya menurut dan sekarang aku di jok mobil dan dia di bawah. Setelah itu aku menggenggam dibuka dan dituntunnya untuk memulai celana "O'neal" -ku dan melorotkannya.
Dengan menganjurkan-nya sendiri dia mulai mengocok batang kemaluanku. "Kalau digini'in enak bukan Andhi?" tanyanya polos. "Oh iya enak, enak banget, tapi kamu mau nggak yang lebih enak?" tanyaku. Tanpa bicara lagi aku memegang pembicaraan yang sejajar dengan kemenanganku dan sampailah mulutmu menciumnya. "Hisap aja! Enak kok kayak pisang pecah," dia menurut saja dan mulai melumat batang kontolku dan kadang dihisapnya. Karena senang maniku, aku hanya menyuruhnya berhenti, dan Laura pun berhenti menghisap batang kemaluanku dengan raut muka yang sedikit kecewa karena dia sudah mulai menikmati. Lalu kami pun berganti posisi lagi sambil menunggu pemilihan. Dia pun kembali duduk di atas jok dan aku di bawah dengan agak jongkok. Kemudian aku terpisah kedua belah pihak dan telihat kembali gadis Laura yang masih sempit. Aku pun mulai bersiap untuk menerobos lubang Laura yang sudah agak basah, lalu Laura bertanya, "Mau dimasukin tuh Andhi, mana yang mau memekku segini kecil dan punyamu segede pisang?" tanyanya polos. "Ah, tenang aja, pasti bisa deh," sambil melepaskan kecil kontolnya yang memerah itu dan dia pun mulai membantu membuka pintu liang para penggemarnya, mungkin dia tidak mau mengambil risiko melubangi lecet.
Secara perlahan aku pun mulai memasukan batang kemaluanku, "Aah .. ahh .. enak Andi," desahnya dan aku sulit memompanya pelan-pelan lalu mulai agak cepat, "Ahh .. ahh .. ahh .. terus pompa Andi." Setelah 20 menit memompa maniku pun sudah mau keluar tapi takut dia hamil lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dan dia agak sedikit tersentak kompilasi aku mengeluarkan batang kontolku. "Kok dikeluarin, Andi?" tanyanya. "Kan belum keluar?" tanyanya lagi. "Entar kamu hamilkan bahaya, udah nih ada permainan baru," hiburku. Lalu aku mengangkat badannya dan menyuruhnya telungkup membelakangiku. "Ngapain sih Andi?" tanya Laura. "Udah tunggu aja!" jawabku. Dia kembali tersentak dan mengerang tanganku menusuk pantat yang montok itu. "Aahh .. ahh .. sakit Andhi .. apaan sih itu ..?" "Ah, tidak kok, entar juga enak." Lalu aku mengeluarkan tanganku dan memasukkan batang kemaluanku dan desahan Laura kali ini lebih besar sehingga dia menggigit celana dalamku yang tergeletak di ganti.
"Sabar yah Sayang! Entar juga enak!" hiburku sambil terus memompa pantatnya yang montok. Tanganku pun bergerilya di dadanya dan terus meremas dadanya dan menjawab meremas belahan pantatnya. Laura mulai menikmati permainan dan mulai mengikuti irama genjotanku. "Ahh terus .. Andhi .. udah enak kok .." ucapnya mendesah. Setelah beberapa menit, pantatku keluar lagi. "Keluarin di dalam aja yah Laura?" tanyaku. Lalu dia menjawab, "Ah tidak usah biar aku isep aja lagi, habis enak sih," jawabnya. Lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dari pantatnya dan langsung dilumat oleh Laura langsung dihisapnya dengan penuh gairah, "Crot .. crot .. crot .." maniku keluar di mulut Laura dan dia menerimanya. Gila perasaanku seperti sudah terbang ke langit ke-7. "Gimana rasanya?" tanyaku. "Ahh asin tapi enak juga sih," sambil tetap membersihkan mani di kemaluanku dengan bibirnya.
Setelah itu kami pun kembali, karena jam mobilku sudah pukul 19:30. Tidak terasa kami bersetubuh selama 2 jam. Lalu aku mengantarkan Laura ke Rumah di Sekitaran Panakukang Mas. Laura tidak turun tepat di depan karena takut dilihat bapaknya. Tapi sebelum dia turun dia terlebih dahulu langsung melumat bibirku dan menyelipkan tanganku ke CD-nya. Mungkin pembunuhannya aku harus belai dulu sebelum dia turun. "Kapan-kapan main lagi yach Andhi!" ucapnya sebelum turun dari mobilku. Tapi itu bukan pertemuan terakhir kami karena tahun berikutnya dia masuk SMU yang sama denganku dan kami bebas melakukan hal itu kapan saja, karena dia sudah ketagihan dengan permainan itu, bahkan Laura pernah melakukan promosi dengan pisang di toilet sekolah. Aku melihat kejadian itu sehingga bisa dilakukan "jatah"